MINGGU II SESUDAH PENTAKOSTA
MENOLAK BERLAKU ANGKUH
Mazmur 19:7-15
19:7 Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya. 19:8 Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. 19:9 Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. 19:10 Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, 19:11 lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. 19:12 Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar. 19:13 Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari. 19:14 Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar. 19:15 Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.
Lindungilah hamba-Mu dari sikap angkuh; jangan sampai aku dikuasai olehnya! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar. (ay. 14)
Kesadaran atas karya Allah yang menciptakan alam semesta membuat Pemazmur mengakui makna Taurat dalam kehidupan beriman. Taurat bukan sekadar sekumpulan perintah suci melainkan pedoman bagi perilaku hidup dalam interaksi dengan semua makhluk hidup. Keterhubungan ini menyadarkan orang percaya untuk menghargai alam semesta sekaligus mengasihi sesama sesuai firman Tuhan yang hidup.
Orang yang bersikap angkuh ialah mereka yang suka memandang rendah orang lain, tidak mau menerima kritik, meremehkan argumentasi orang lain, dan suka meninggikan diri sendiri. Mereka sering berlaku kurang sopan, tidak dapat mengucapkan terima kasih atau mengucapkan permintaan maaf serta sulit bekerja sama dengan banyak orang. Karena itu kita dapat mengerti mengapa Pemazmur meminta pertolongan Tuhan, agar ia tidak bersikap angkuh. Keangkuhan mendatangkan masalah buruk bagi hidupnya. Keangkuhan menghasilkan relasi yang rusak dengan Allah dan sesama manusia. Mungkinkah keangkuhan adalah sesuatu yang nyata dalam kehidupan atau hanya ketakutan yang tidak berdasar? Sejatinya keangkuhan adalah sikap yang nyata dan telah mengakibatkan konflik di berbagai tempat juga kehancuran ekologis yang luas.
Keangkuhan telah mengakibatkan kerusakan ekologis di mana-mana dan menyebabkan bencana alam bagi masa depan manusia sendiri. Kita disadarkan untuk tidak berlaku angkuh supaya kerusakan lingkungan tidak semakin parah. Hal yang sama juga harus berlaku dalam persekutuan dan pelayanan. Jika seorang pelayan bersikap angkuh dengan tidak mau lagi datang mengunjungi warga yang sakit atau dalam musibah, maka pelayanan tidak lagi berfungsi maksimal! Mari kita turut berpartisipasai dalam bulan Pelkes dengan mendukung dan mendoakan semua Pos Pelkes GPIB supaya makin kuat dan sejahtera serta jadi teladan kasih Allah bagi warga masyarakat di sekitarnya.
Sumber: [SBU – 03 Juni 2024 | Malam]
Doa (Ya Tuhan, kami bersyukur untuk kasih Allah yang melimpah dalam hidup kami sehingga kami dapat menghargai prestasi dan kebaikan orang lain dengan tulus)