“Lalu Musa menjawab kepada Allah, “Namun, apabila aku mendatang…………… (ay.13)

Manusia memang terlalu sering meragukan penyertaan Allah saat membayangkan persoalan dan tantangan yang akan dihadapi, apalagi ketika sedang menghadapi persoalan-persoalan hidup. Itulah yang terjadi dengan Musa. Walaupun Tuhan sudah memberikan jaminan penyertaan-Nya kepada Musa, masih saja ada kekuatiran dalam dirinya. Ia membayangkan bagaimana ia akan berhadapan dengan orang Israel yang akan mempertanyakan banyak hal, terutama tentang Tuhan yang mengutusnya. Musa membayangkan tentang persoalan besar yang belum tentu akan terjadi atas dirinya.
Ketakutan itu memang melemahkan kita dan tidak berguna untuk hari esok, masa depan atau nanti. Ketakuan karena membayangkan sesuatu yang belum tentu akan terjadi dan menimpa kita justru akan membuat kita gagal; gagal berbuat sesuatu yang berarti, gagal untuk memperoleh sesuatu yang berguna di masa depan. Tanpa kita sadari, kita justru akan kehilangan kesempatan untuk membuat hari esok kita menjadi baik. Ketakutan itu juga berarti kita melupakan dan tidak menyadari kehadiran Allah yang kuat dan sanggup memberkati. Kita lupa bahwa Tuhan selalu ada dan merancangkan hal-hal baik dan berguna di hari ini dan hari
esok.
Khawatir dan takut adalah sesuatu yang sangat manusiawi. Tetapi berlebihan dalam membayangkan hal-hal buruk yang akan terjadi di hari depan lalu berhenti berusaha dan berbuat sesuatu yang berarti sama seperti orang yang meragukan kehadiran Tuhan. Teruslah berfikir tentang hal-hal baik dan berguna yang akan diperoleh dari apapun usaha dan karja layan kita. Yakinlah bahwa tugas kita adalah terus berkarya dan melakukan segala sesuatu yang baik dengan iman, maka kita akan melihat Tuhan mengerjakan bagian-Nya yaitu membuat semuanya baik dan diberkati.

Sumber: [SBU – 02 Januari 2024 | Pagi]

Doa: (Tuhan, yakinkan kami bahwa Engkau setia menyertai kami dengan berbagai cara yang meneguhkan kami untuk tetap setia kepada-Mu)