MINGGU V PRAPASKAH
MENGHIDUPI PENGHARAPAN
Roma 15:10-13
15:10 Dan selanjutnya: “Bersukacitalah, hai bangsa-bangsa, dengan umat-Nya.” 15:11 Dan lagi: “Pujilah Tuhan, hai kamu semua bangsa-bangsa, dan biarlah segala suku bangsa memuji Dia.” 15:12 Dan selanjutnya kata Yesaya: “Taruk dari pangkal Isai akan terbit, dan Ia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan.” 15:13 Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.
“Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan” (ay.13)
Pengharapan adalah kebutuhan mendasar setiap orang. Kita tidak bisa bertahan tanpa pengharapan. Tanpa pengharapan, hidup pun berakhir. Kematian seorang calon dokter lulusan terbaik universitas ternama di Jawa Timur, berusia 21 tahun mengagetkan banyak orang. Ia terkenal sebagai pribadi yang baik, memiliki banyak teman, asisten dosen mata kuliah tersulit di fakultas, pintar dan memiliki bisnis karikatur digital. Sayangnya, ia mengakhiri hidup dalam keadaan kepala terbungkus plastik di dalam mobil karena merasa tidak memiliki pengharapan untuk masa depannya.
Rasul Paulus mengungkapkan keinginan dalam bentuk doa supaya jemaat mengamalkan imannya dengan segala sukacita dan damai sejahtera. Mengapa? Agar kehidupan jemaat ditandai kegembiraan dan kedamaian. Kehidupan yang demikian akan menghindari pertengkaran, penolakan dan pengucilan. Suasana sukacita dan damai sejahtera itu muncul dari pengharapan yang dikaruniai Allah. Pengharapan adalah kepastian bahwa yang dinantikan akan datang. Jika kehidupan jemaat berlangsung dalam kegembiraan dan damai sejahtera (kerukunan), Roh Kudus akan mengaruniakan kepastian itu. Pertanyaannya: “Apa hubungan antara kerukunan jemaat dengan pengharapan?” Pertengkaran dalam jemaat merusak pengharapan, karena orang tidak lagi ingat akan keselamatan yang dijanjikan, bahkan bisa kehilangan keselamatan itu. Jemaat yang hidup dalam kerukunan berarti berada dalam kehidupan baru dan memupuk serta mengokohkan pengharapan Kristen.
Mari kita berpengharapan dan menghidupinya. Seperti kata Paulus, orang yang mengupayakan damai sejahtera dalam hidup berkeluarga, bergereja dan bermasyarakat merupakan wujud dari kehidupan orang percaya yang berpengharapan. Pengharapan yang dibangun di dalam Kristus, tidak akan pernah menjadi sia-sia. Kristus akan menuntun kita untuk dapat melewati kesulitan dan pergumulan hidup yang sulit sekalipun. Hidupilah pengharapan dalam kerukunan hidup yang saling mengokohkan dan menguatkan.
Sumber: [SBU – 01 Maret 2024 | Pagi]
Doa: (Tuhan, tolong kami untuk selalu memiliki pengharapan)