MINGGU TRINITAS
GEREJA YANG MEMANCARKAN KASIH KRISTUS
Lukas 5:29-33
5:29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. 5:30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” 5:31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; 5:32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”
Hal berpuasa
5:33 Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.”
“Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat” (ay. 32)
Pada bagian sebelumnya menekankan bagaimana hubungan antara suami dan istri, hendaknya sebagaimana hubungan antara Kristus dan jemaat atau gereja sebagai model. Karena itu, suami harus mengasihi istrinya sebagaimana Kristus mengasihi jemaat. Maka perikop ini juga dapat dipahami bagaimana relasi yang ideal antara Kristus dan jemaat-Nya yang dilandasi oleh kasih, menjadi model dalam menghayati bagaimana keberadaan dirinya sebagai bagian dari gereja yang adalah tubuh Kristus.
Paulus membahas hubungan antara suami dan istri, dengan menggunakan hubungan antara Kristus dan gereja sebagai model yang ideal yang patut dijadikan sebagai tolok ukur. Bagaimana kita menghayati kasih Kristus untuk diteladani sebagai kepala gereja; la telah menyerahkan dirinya bagi umat/gereja dengan mati di kayu salib, untuk menyucikan dan menguduskan umat-Nya, dengan demikian ia menempatkan jemaat di hadapan-Nya kudus dan tidak bercela? Di sisi lain, Ef 5:29-30 juga menunjukkan bagaimana Kristus mengasihi dan memelihara gereja, seperti manusia menjaga tubuhnya sendiri. Meski secara historis, kita telah menyaksikan gereja melewati banyak kesulitan, dan kita yakin bahwa tantangan dan tekanan terhadap gereja akan terus terjadi hingga hari kedatangan Kristus.
Jadi sebagai gereja, kita bukan hanya sekelompok orang yang terpanggil dan memiliki harapan yang sama, tetapi juga orang-orang yang hidupnya terikat bersama dalam Yesus Kristus. Gereja adalah kita yang bersatu dengan Kritus di dalam tubuh-Nya, dengan demikian, sebagaimana Kristus mengasihi umat, bahkan sebagai mempelai-Nya maka semestinyalah kita merespon dengan memiliki kasih terhadap-Nya dengan menunjukkan komitmen kita sebagai gereja yang memancarkan kasih Allah serta sedia berkorban. Khususnya memasuki bulan Pelkes GPIB yang mengingatkan komitmen kita bersama dalam merawat tubuh Kristus dalam kasih yang nyata untuk terlibat dalam memberdayakan sesama.
Sumber: [SBU – 01 Juni 2024 | Malam]
Doa: (Ya Tuhan, mampukan kami sebagai bagian dari tubuh Kristus, untuk berkomitmen memancarkan kasih-Mu dan sedia berkorban)