01 Agustus 2024 – Malam | 20240801

MINGGU X SESUDAH PENTAKOSTA


IDENTIFIKASI DAN IDENTITAS DIRI

Keluaran 2:5-6
2:5 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. 2:6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: “Tentulah ini bayi orang Ibrani.”


“Tentulah ini salah satu bayi orang Ibrani” (ay.6)
Tidak mudah mengenali dengan cepat seseorang. Dibutuhkan
proses yang cukup memakan waktu. Salah satu kendala memahami orang lain adalah besarnya prasangka yang telah mendarah daging tentang orang lain (suku, agama, golongan tertentu). Prasangka ini membuat jarak dan menciptakan tembok pemisah antara seseorang dengan yang lain. Terhadap orang lain selalu yang dimunculkan adalah stigma negatif. Sebaliknya terhadap diri dan kelompok sendiri, yang dimunculkan adalah cara pandang positif dan apresiatif. Akibatnya selalu muncul halangan untuk melakukan proses identifikasi orang lain secara wajar. Oleh karena ketidakmampuan menggambarkan identitas orang lain secara benar. Semua terhalang oleh cara pandang terhadap orang lain yang negatif.
Proses mengidentifikasi dan mengenali identitas ini dilakukan pula oleh putri Firaun. la cepat memahami dengan mengamati benda yang aneh sedang bergerak di atas aliran air Sungai Nil. Itulah peti yang menyimpan bayi Musa. la pun cepat mengenali identitas sang bayi dengan mengatakan, “ini salah satu bayi orang Ibrani (ay. 6). Intuisinya sangat tajam mengamati dan memberi penilaian dengan benar. Titik kritisnya bahwa tidak semua orang akan memberi tanggapan positif atas hasil sebuah pengamatan. Banyak orang yang memberi respons negatif. Tetapi tidak pada putri Firaun ini. Teks ini berkata, “la merasa kasihan kepadanya” (ay. 6).
Kasih yang ditunjukkan oleh putri Firaun ini memberi pesan tentang runtuhnya arogansi kekuasaan kemaharajaan Mesir yang waktu itu sungguh lalim memperbudak orang Israel. Teks ini tidak memberi jawaban. Tetapi kita masih bisa menafsirkan, bahwa ke atas putri Firaun, Roh Allah turut bekerja. Sehingga membangkitkan hatinya yang penuh kasih serentak menjadi alat Allah untuk mendatangkan kebaikan kepada Israel.


Sumber: [SBU – 01 Agustus 2024 | Malam]

Doa: (Kobarkan kasih-Mu dalam karya layan kami)